Senin, 14 Agustus 2017

Read : Bukan Pasar Malam

Assalamu'alaikum
Apa kabar teman-teman?
Kali ini  kita bahas novel sastra lagi nih. Aku pinjam dari temanku dan aku sebenarnya udah lama baca buku ini. :p
Siapa yang tak kenal  Bapak Pram. Pasti udah kenal dengan tetralogi novelnya kan?
Namun, kali ini aku mau bahas yang lain. Judulnya yang menarik menjadi salah satu faktornya




Tulisan di bagian cover belakang
Perjalanan seorang anak revolusi yang pulang kampung karena ayahandanya jatuh sakit. Dari seputaran perjalanan itu, terungkap beberapa potong puing gejolak hati yang teka pernah teranggap dalam gebyar-gebyar revolusi.

Dikisahkan bagaimana keperwiraan seseorang dalam revolusi pada akhirnya melunak ketika dihadapkan pada kenyataan sehari-hari: ia menemukan ayahnya yang seorang guru yang penuh bakti tergolek sakit karena TBC, anggota keluarganya yang miskin, rumah tuanya yang sudah tidak kuat lagi menahan arus waktu, dan menghadapi istri yang cerewet.

Berpotong-potong kisah itu diungkapkan dengan sisa-sisa kekuatan jiwa yang berenangan dalam jiwa seorang mantan tentara muda revolusi yang idealis. Lewat tuturan yang sederhana dan fokus, tokoh "aku" dalam roman ini tidak hanya mengritik kekerdilan diri sendiri, tapi juga menunjuk muka para jendral atau pembesar negeri paskakemerdekaan yang hanya asyik mengurus dan memperkaya diri sendiri


Kenapa aku menulis tokohnya 'Aku'? Karena memang tokoh tak bernama. Sudut pandang aku tokoh utama. begitu juga istri dan ayah. Mereka pun tak bernama. Kita belajar tentang perjuangan dan kesusahan. benar-benar meanggambarkan cinta tanah air. Mumpung masih suasana mau Hari Proklamasi kan lebih baik meningkatkan cinta akan tanah air. Novel ini benar-benar memiliki kata-kata yang bagus kalian bisa  
klik disini  #bukan iklan kok

Profil Penulis 

 

Siapa yang tidak tahu Bapak Pramoedya  Ananta Toer? Untuk melihat biografinya bisa klik link di bawah ini 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *