Assalamu'alaikum
Apa kabar teman-teman?
Kali ini kita bahas novel sastra lagi nih. Aku pinjam dari temanku dan aku sebenarnya udah lama baca buku ini. :p
Siapa yang tak kenal Bapak Pram. Pasti udah kenal dengan tetralogi novelnya kan?
Namun, kali ini aku mau bahas yang lain. Judulnya yang menarik menjadi salah satu faktornya
Apa kabar teman-teman?
Kali ini kita bahas novel sastra lagi nih. Aku pinjam dari temanku dan aku sebenarnya udah lama baca buku ini. :p
Siapa yang tak kenal Bapak Pram. Pasti udah kenal dengan tetralogi novelnya kan?
Namun, kali ini aku mau bahas yang lain. Judulnya yang menarik menjadi salah satu faktornya
Tulisan di bagian cover belakang
Perjalanan seorang
anak revolusi yang pulang kampung karena ayahandanya jatuh sakit. Dari
seputaran perjalanan itu, terungkap beberapa potong puing gejolak hati
yang teka pernah teranggap dalam gebyar-gebyar revolusi.
Dikisahkan bagaimana keperwiraan seseorang dalam revolusi pada akhirnya melunak ketika dihadapkan pada kenyataan sehari-hari: ia menemukan ayahnya yang seorang guru yang penuh bakti tergolek sakit karena TBC, anggota keluarganya yang miskin, rumah tuanya yang sudah tidak kuat lagi menahan arus waktu, dan menghadapi istri yang cerewet.
Berpotong-potong kisah itu diungkapkan dengan sisa-sisa kekuatan jiwa yang berenangan dalam jiwa seorang mantan tentara muda revolusi yang idealis. Lewat tuturan yang sederhana dan fokus, tokoh "aku" dalam roman ini tidak hanya mengritik kekerdilan diri sendiri, tapi juga menunjuk muka para jendral atau pembesar negeri paskakemerdekaan yang hanya asyik mengurus dan memperkaya diri sendiri
Dikisahkan bagaimana keperwiraan seseorang dalam revolusi pada akhirnya melunak ketika dihadapkan pada kenyataan sehari-hari: ia menemukan ayahnya yang seorang guru yang penuh bakti tergolek sakit karena TBC, anggota keluarganya yang miskin, rumah tuanya yang sudah tidak kuat lagi menahan arus waktu, dan menghadapi istri yang cerewet.
Berpotong-potong kisah itu diungkapkan dengan sisa-sisa kekuatan jiwa yang berenangan dalam jiwa seorang mantan tentara muda revolusi yang idealis. Lewat tuturan yang sederhana dan fokus, tokoh "aku" dalam roman ini tidak hanya mengritik kekerdilan diri sendiri, tapi juga menunjuk muka para jendral atau pembesar negeri paskakemerdekaan yang hanya asyik mengurus dan memperkaya diri sendiri
Kenapa aku menulis tokohnya 'Aku'? Karena memang tokoh tak bernama. Sudut pandang aku tokoh utama. begitu juga istri dan ayah. Mereka pun tak bernama. Kita belajar tentang perjuangan dan kesusahan. benar-benar meanggambarkan cinta tanah air. Mumpung masih suasana mau Hari Proklamasi kan lebih baik meningkatkan cinta akan tanah air. Novel ini benar-benar memiliki kata-kata yang bagus kalian bisa
klik disini #bukan iklan kok
klik disini #bukan iklan kok
Profil Penulis
Siapa yang tidak tahu Bapak Pramoedya Ananta Toer? Untuk melihat biografinya bisa klik link di bawah ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar