Minggu, 06 Agustus 2017

Read : Tuhan, Izinkan Aku jadi Pelacur



Assalamu'alaikum
Hari ini aku akan membahas tentang novel sastra 
Katanya novel ini sangat kontroversial di zamannya
yuk cek identitas buku dulu


Judul Buku : Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur!
Nama pengarang :Muhidin M. Dahlan
Penerbit : ScriPtaManent bekerja sama dengan Melibas, Yogyakarta
Tebal Buku : 264 hlm. 
ISBN   : 979-99461-1-5

Tulisan cover  belakang
Dia seorang muslimah yang taat. Tubuhnya dihijabi oleh jubah dan jilbab besar. Hampir semua waktunya dihabiskan untuk sholat, baca al-qur’an dan berdzikir. Dia memilih hidup yang sufistik yang demi ghirah kezuhudannya kerap dia hanya mengkonsumsi roti ala kadarnya di sebuah pesantren mahasiswa. Cita-citanya hanya satu : untuk menjadi muslimah yang beragama secara kaffah.

Tapi di tengah jalan ia diterpa badai kekecewaan. Organisasi garis keras yang mencita-citakan tegaknya syariat islam di Indonesia yang di idealkannya bisa mengantarkannya berislam secara kaffah ternyata malah merampas nalar kritis sekaligus imannya. Setiap tanya yang dia ajukan dijawab dengan dogma yang tertutup. Berkali-kali di gugatnya kondisi itu tapi hanya kehampaan yang hadir. Bahkan Tuhan yang selama ini dia agung-agungkan seperti “lari dari tanggung jawab” dan “emoh” menjawab keluhannya.

Dalam keadaan kosong itulah dia terjerembab dalam dunia hitam. Ia lampiaskan frustasinya dengan free sex dan mengkonsumsi obat-obat terlarang. “Aku hanya ingin Tuhan melihatku. Lihat aku Tuhan! Kan kutuntaskan pemberontakanku pada-Mu!” katanya setiap kali usai bercinta yang dilakukannya tanpa ada secuilpun rasa sesal. Dari petualangan seksnya itu tersingkap topeng-topeng kemunafikan dari para aktivis yang meniduri dan ditidurinya – baik aktivis sayap kiri maupun sayap kanan (islam) – yang selama ini lantang meneriakkan tegaknya moralitas. Bahkan terkuak pula sisi gelap seorang dosen kampus Matahari terbit Yogyakarta yang bersedia menjadi germonya dalam dunia remang pelacuran yang ternyata anggota DPRD dari fraksi yang selama ini bersikukuh memperjuangkan tegaknya syariat islam di Indonesia.
 


Sinopsis dariku
Bercerita tentang seorang wanita bernama Nidah Kirana yang mencari jati dirinya tentang  Islam. Dia memilih mondok untuk mempedalam pengetahuannya tentang Islam. Dia mondok  di Pondok Ki Ageng di daerah Yogyakarta. Kirana mengenal Rahmi yang menjadi satu-satunya sahabat di pondok karena Kirana tidak memiliki teman. Kirana. Dari Rahmilah Kirana mengenal tentang  Islam .
Namun, secara tiba-tiba Rahmi pergi dari Pondok. Rahmi  harus mengikuti keluarganya. Akhirnya Kirana kehilangan satu-satunya sahabatnya. Dia merenungi diri di kamar. Dia tak terlalu akrab dengan santri lain
Hingga ia bertemu Dakhiri di sebuah forum kepemudaan Islam di Kampus Matahari. Dakhiri dan Kirana sering berdiskus tentang Islam. Hingga Dakhiri membujuk Kirana mengikuti pengajian.Kirana pun mengikutinya.
 Kirana pun mengikutinya. Dia mengikuti Jamaah yang diikuti Dakhiri.
Namun dia merasa janggal dengan Jamaah tersebut. Meskipun seperti itu, dia tetap mengerjakan apa yang diwaibkan. Dia diwajibkan membayar “Infak” Terkadang ia bertanya tetapi dia tetap tak mendapat jawaban. Dia mendengar bahwa Jamaah itu hendak mengubah Indonesia menjadi Negara Islam Indonesia. Dia diperawani Dakhiri. Dia takut dan kecewa. Dia hendak serius belajar Islam tetapi dia malah dikecewakan. Akhirnya dia kabur dari Jemaah itu.
Dia ngekos. Setiap hari di kamar tetapi tak melakukan ibadah. Akhirnya dia menyerah akan Islam.  Tiba di akhir masa skripsi. Dia lalu menghadap Dosen Pembimbingnya Pak Tomo.Kirana kesal karena skripsina tak juga lancar. Dia akhirnya menjadi pelacur P[ak Tomo demi mendapat lulus skripsi. Pak tomo malah menjadi Germo bagi Kirana untuk pejabat-pejabat tinggi.
Kirana menjadi pelacur yang cukup terkenal akan bayaran tinggi. Dia menjadi kufur akan apa yang Allah berikan. Dia menyerah akan Islam.


Motifku baca buku ini karena tugas dan aku diperintah memuat sinopsi novel sastra ini. Ini adalah novel yang sangat memotivasi. Kita harus memiliki keyakinan yang kuat. Kita memang perlu belajar agama, tetapi kita juga harus belajar tentang ilmu dunia khususnya Sejarah Indonesia. Indonesia berdiri dari keragaman didalamnya. Kita hendaknya paham bahwa tidak seharusnya kita mengandalkan keegoisan dan kehendak. Ketika berniat mengubah ideologi negara dan menimbulkan kericuhan tentu merupakan kejahatan berat. Kita perlu kuat iman sehingga ketika Tuhan memberikan ujian kita tetap tabah dan sabar menghadapinya. Kita tak kufur akan nikmat Tuhan.
 


Profil Penulis


Muhidin M Dahlan lahir di Donggala, Sulawesi Tengah, pada tahun 1978. Sempat beberapa waktu mengampuh ilmu di Teknik Bangunan Insitut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Jogjakarta dan Sejarah Peradaban Islam IAIN Kalijaga Jogjakarta. Kedua-duanya tak selesai. Mantan aktivis Pelajar Islam Indonesia (PII), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI-MPO), dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).

Menulis empat novel dan terlibat sebagai tim editor buku-buku Pramoedya Ananta Toer di lentera Dipantara sejak 2003, spesial penulis "Pengantar Penerbit" dan sampul belakang.

Sekarang menjadi kerani menengah di Indonesia Buku (I:BOEKOE) dan pernah ditugasi sebagai koordinator penulisan riset, seperti Seabad Pers Kebangsaan (1907-2007), Kronik seabad Kebangkitan Indonesia (1908-2008), 1001 Saksi Mata Sejarah Republik.
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *